Mengapa
Indonesia adalah negeri kepulaun terbesar di dunia. Berisi sekitar 17.000 pulau, negeri ini memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Mengandung kekayaan alam, baik darat maupun laut, tiada tara, dia berisi keanekaragaman hayati yang kaya-raya.
Namun, sebagian besar penduduk pesisir dan kepulauan Indonesia tergolong miskin; tidak tersentuh deru pembangunan. Paradigma pembangunan kita masih cenderung memanjakan darat dan perkotaan, serta mengabaikan laut dan kepulauan kecil.
Di masa lalu, Nusantara dikenal sebagai negeri bahari. Pelaut-pelaut tradisional kita adalah pelaut petualang dan pemberani. Citra itu telah pudar belakangan ini. Padahal, di masa depan, laut dan pulau-pulau kita dengan segala keindahan dan kekayaan di dalamnya, merupakan jawaban atas sebagian besar problem Indonesia. Namun, perhatian, kepedulian dan pengetahuan kita tentang laut masih relatif minim.
Sekitar 2/3 wilayah Indonesia adalah laut. Negeri ini juga memiliki terumbu karang yang kaya akan keragaman hayati (1/8 populasi dunia) - “The Jewel of World’s Coral Triangle”.
Namun sayang, luasnya laut dan jumlah pulau serta kekayaan khasanah hayati di dalamnya itu belum termanfaatkan dengan baik. Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil cenderung masih menjadi kantong kemiskinan, terisolasi dan tidak tersentuh oleh deru pembangunan.
Pemerintah dan masyarakat Indonesia perlu mengubah cara berpikir: mulai secara serius menengok khasanah kekayaan hayati dan budaya laut serta kepulauan sebagai jawaban atas krisis ekonomi dan lingkungan yang sekarang melanda negeri ini.
Ekspedisi ini diharapkan bisa menyumbang dokumentasi, pengetahuan serta ajakan yang lebih keras agar kita lebih serius mengembangkan potensi kelautan dan kepulauan kita sekaligus melestarikannya.